Posted inSastra
Puisi Porak parik biduk
Serpihan kayu hari-hariku
perasaan iba palsu mengutuk kepergian
seperti ingin kembali tapi mengamputasi diri
Mengimanikah kau hati ?
Semalam tragedi seperti mimpi
mendadak aku menepi
terkapar, biduk porak parik
Berapa pagi aku disini
betapa hati larut dalam gombalan sunyi
dimana kau kau, aku tak perlu *mengarih
karena kita pernah *mengarau
Abu sunyi yang awalnya kayu terbakar api
adalah kau kau yang saat ini dingin dan lengang
Sepucuk pedoman ku imani
bahwa nyala bukan berarti membakar kayu,
atau mengutas lilin di kedalaman *sima
tapi ketika peliknya ambisi untuk abadi
Muhammad Ubaidillah
Joglo 19 oktober 2021