0%
Posted inTeater Wacana

Pengantar Teater – Workshop Sanggar Nuun

Memilih seni teater sebagai medium ruang belajar mengartikan diri akan memasuki ‘ruang kegilaan’ pada setiap jengkal proses yang dilalui, karena di dalamnya terkadung energi untuk membangun serta meruntuhkan sekaligus simpul nilai kemanusiaan pada diri kita.

Kita (baca: manusia), memiliki kebutuhan yang paling mendasar dalam hidup, yaitu : berinterkasi, mengkonsumsi, serta mengapresiasi.

Kita (baca: manusia), memiliki kebutuhan mendasar pula mengenai hasrat laku, yakni : menirukan, menjadi beda, mencoba menjadi dan seterusnya. Hal ini terkait erat pada dasar prinsip serta inspirasi yang mendorong untuk melakukan, mengubah, menciptakan sesuatu.

Dalam berinteraksi, kita bertemu banyak hal yang membimbing diri pada perkembangan banyak hal pula, yakni : pengetahuan, ilmu hidup, kecerdasan sosial, rekreasi pemikiran, kedewasaan personal, keseimbangan emosional, dan mungkin pengalaman yang lainnya. Dari kesemuanya tersebut merupakan bagian dari proses diri masing-masing. Nah, kemudian seni teater mempunyai peluang untuk memasuki pengalaman-pengalaman tersebut. Misalnya saja, kita menjumpai atau bahkan ‘memainkan’ watak tertentu (yang jauh dari kebiasaan personal) pada sebuah naskah lakon.

Mengkonsumsi serta mengapresiasi menjadi hal sangat wajar ketika komponen pada tubuh kita memiliki beberapa indera penerima serta perangsang untuk menjadikan kita berada. Seni teater menggiring kita untuk mengkonsumsi banyak hal, yang bahkan tidak pernah kita temui dalam keseharian kita (yang lebih dipenuhi aktivitas pada platform digital). Misalnya, kisah hidup manusia yang kita temui pada sebuah naskah lakon.

Mengapresiasi menjadi sebuah cara atau metode saat menginginkan daya kepekaan pada jiwa-seni kita. Misalnya, seberapa dalam kita pernah mengapresiasi seni musik, seni visual, dan yang lainnya. Kemudian seberapa inginkah kita, untuk mengetahui proses atau sejarah dari hasil karya seni tersebut. Menjadi lengkap adanya, ketika kita (akan) menjadi tahu proses berkarya adalah bagian dari mengenal kehidupan yang sedemikan luas dan dalam. Misalnya saja, kita menjadi tahu lika-liku berumah tangga masyarakat pesisir dengan mendalami Malam Jahanamnya Motinggo Busye, atau kehidupan pinggiran sekitar rel kereta api ketika membaca Senja dengan Dua Kelelawarnya Kirdjomulyo. Seni teater mengantarkan kita pada lintasan waktu, sedemikan seperti tugas seorang mahasiswa untuk membaca sejarah.

Menjadi mahasiswa yang mengikuti kegiatan seni teater dapat menjadi penunjang bagaimana mengembangkan daya kreatif , hingga data pengetahuan pada setiap prodi atau fokus kelimuan yang sedang ditekuni pada dunia perkuliahan kampus. Misalnya saja, mengenai ilmu humaniora menjadi pisau bedah ketika membaca sebuah naskah lakon, atau ilmu manajemen dapat menemukan fungsi kongkritnya dalam sebuah produksi teater, dan seterusnya.

Selanjutnya mengenai unsur-unsur dalam seni teater, untuk lebih ringkasnya dapat dipahami menjadi dua hal, yaitu : Front Stage serta Back Stage. Formula seperti ini banyak digunakan di berbagai ruang-kerja kreatif, bahkan hampir kesemuanya tentu menggunakan dua pokok kerja tersebut. Misalnya saja, seorang Najwa Shihab dengan Narasi Tvnya tentu memiliki tim kreatif yang mumpuni di balik layar atau back stage untuk dapat menyajikan tayangan digital yang banyak menyedot mata publik. Dari mulai membidik fenomena sosial-politik (fokus tema Narasi TV), mengumpulkan dan mengolah datanya, konsep penyajiannya, sampai pada detail pakaian apa yang digunakan oleh Najwa Shihab. Yang terlihat pada front stage adalah Najwa Shihab, dengan kecakapan komunikasinya tersebut.

Begitupun pada seni teater yang meliputi beberapa pokok, yaitu : Penulisan naskah, keaktoran, penyutradaraan, tata ruang panggung, tata cahaya, tata rias, tata busana, manajer latihan, manajer pertunjukan, manajer panggung, manajer produksi, dan mungkin yang lainnya. Beberapa komponen kerja tersebut dapat menyesuaikan kebutuhan dan tujuan dari setiap produksi. Misalnya saja, ketika memainkan naskah bukan dari anggota kelompok, pada sub-kerja penulisan naskah bisa dialihkan ke tim penyutradaraan untuk membantu menganalisis dan mencari data terkait naskah lakon yang akan diproduksi, begitu seterusnya.

Kemudian mengenai dua pokok unsur yang telah disebutkan, terkait erat kesemuanya dengan komponen teater yang banyak itu. Misalnya, dalam konsep pemanggungan, sutradara menggunakan latar waktu dan tempat pada tahun sekian, dia membutuhkan data mengenai peristiwa sosial yang beririsan pada tahun itu. Artinya sutradara membutuhkan pendamping untuk menganalisis, mencari data sejarah, yang merupakan pekerjaan back stage, kemudian diolah menjadi sajian di atas panggung (front stage). Begitu juga pada yang lainnya.

Teater menjadi sebuah seni peristiwa yang dirancang, direncakanan, dititipakan nilai-tujuan di dalamnya oleh pembuat atau perancangnya : manusia di balik teater. Menjadi hak bagi siapa saja untuk membuat, belajar, mengintip, bahkan mengkritik keberadaan seni teater di berbagai ruang sosial, termasuk pada ruang kemahasiswaan, sebuah kampus.

Namun satu hal yang dapat menjadi pemahaman, bahwa seni teater berlaku sebagai pintu untuk memasuki irisan ilmu, seni, kreativitas yang lainnya. Hal semacam ini menjadi perkembangan terhadap daya-guna pada seni teater. Misalnya saja, kita semakin akrab dengan peristilahan : aktor intelektual, panggung politik, drama wakil rakyat dan seterusnya. Atau juga pada konten dunia kreatif saat ini, kita dapat melihatnya sebagai pola yang bisa kita pelajari pada dramaturgi lakon, misalnya.

Begitulah kiranya, seni teater menjadi sebuah medium dari pengolahan materi hidup, kisah manusia bersama permasalahan dan cita-citanya pada setiap waktu, massa ke massa.

 

Workshop Sanggar Nuun: Pengantar Teater
Oleh: Mathori Brilyan
Rabu, 19 Januari 2022 I Pendopo lKIS Yogyakarta


Sanggar Nuun

Sanggar Nuun

Ibarat sebuah pelayaran, Sanggar Nuun merupakan perahu, semacam Bahtera, komunitas kesenian: Musik, Teater, Sastra dan Seni Rupa ada di dalamnya.

2 responses

Tinggalkan Balasan


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.