0%
Posted inTeater

Global WarNing!

“Bumi semakin kacau, kerusakan alam dan bencana menjadi bagian dari hari-hari kedepan di bumi.  Hal inilah yang membuat sekelompok orang berfikir untuk mempersiapkan sebuah kehidupan baru, kehidupan yang menghindarkan mereka dari bencana besar yang mereka bayangkan akan melanda bumi, kehidupan ini mereka sebut sebagai dunia bawah.”

Sutau hal yang ironis, jika menilik kembali kehidupan manusia dengan ragam aktifitas kesehariannya dewasa kini. Segala hal yang mengelilingi kata “Global Warming” atau tantangan pemanasan global hanya menjadi semacam peringatan-peringatan semu. Dimana penyikapan terhadap kondisi alam, kerusakan serta ancaman bencana  hanya hadir dalam kata-kata. Kampanye tentang lingkungan hidup berserak dimana-mana, kepedulian terhadap pengelolaan sampah digembar-gemborkan, namun itu semua hanya sebatas ucapan mulut belaka tanpa diringi tindakan yang nyata.  Gaya hidup sehat yang ditawarkan, bukan untuk kebaikan bumi, melainkan untuk kepentingan yang menguntungkan bagi seseorang atau kelempok-kelompok tertentu.

Manusia masih bebas menabung kerusakan-kerusakan yang menjadikannya lupa akan siapa alam, siapa air, siapa tanah dan siapa udara. Manusia menjadi terlalu akrab dengan teknologi, kehidupan virtual serta kebodohan-kebodohan yang mereka tertawakan sendiri. Dan semua hal yang terkait kerusakan hanya menjadi peringatan -Warning !- yang sesekali mereka peringati.

Berawal dari diskusi AfterNuun School yang rutin diselenggarakan setiap malam Rabu, gagasan-gagasan diatas akhirnya disusun bersama menjadi sebuah naskah Pantomim “Global WarNing!”. Melalui 9 aktornya dengan di bawah arahan Sutradara Tony Kartiwa, “Global WarNing!” mencoba menyuarakan kritik terhadap perilaku manusia yang semena-mena atas bumi dan alamnya.

“Global WarNing!” merupakan produksi pantomim II Sanggar Nuun yang memakan waktu proses lebih kurang tiga bulan. Produksi Pantomim “global warNing!” dipentaskan di dua kota, Surakarta dan Yogyakarta. Pementasan produksi digelar di Teater Arena Taman Budaya Surakarta pada 10 Agustus 2009 dan  Auditorium IST Akprind Yogyakarta pada 13 Agustus 2009. 


Sanggar Nuun

Sanggar Nuun

Ibarat sebuah pelayaran, Sanggar Nuun merupakan perahu, semacam Bahtera, komunitas kesenian: Musik, Teater, Sastra dan Seni Rupa ada di dalamnya.

Tinggalkan Balasan